Semangat Budaya Peduli Sampah di IdeaFest 2025 sebagai Langkah Kecil Tujuan Besar
Dalam upaya mengatasi masalah limbah, pemerintah Indonesia telah merencanakan proyek besar bernama “waste to energy” (WtE) yang akan dimulai pada awal November 2025. Proyek ini diharapkan tidak hanya mengurangi jumlah sampah, tetapi juga menghasilkan energi listrik yang berkelanjutan.
PT Danantara Investment Management (Persero) akan melakukan tender proyek WtE di tujuh kota/kabupaten. Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade, menyatakan bahwa tender ini adalah langkah awal yang penting dalam mengubah sampah menjadi energi yang berguna.
Tender ini merupakan bagian dari rencana yang lebih besar, dengan total 33 kota yang akan terlibat di dalam proyek tersebut. Harapannya, semua kota tersebut dapat memenuhi syarat dan siap untuk memulai serta menghadapi tantangan yang ada.
Proyek WtE: Inisiatif Ramah Lingkungan di Indonesia
Proyek WtE bertujuan untuk mengolah sampah menjadi energi terbarukan berbasis teknologi ramah lingkungan. Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025, proses pengolahan sampah ini akan lebih terstruktur dan berbasis pada mekanisme yang jelas.
Penting untuk memastikan bahwa setiap kota yang terlibat dalam proyek ini telah siap dari segi infrastruktur dan kemampuan pengelolaan sampah. Evaluasi kesiapan setiap daerah akan dilakukan untuk memastikan bahwa proyek ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
Investasi untuk setiap proyek WtE juga dipastikan cukup besar, berkisar antara Rp 2,3 triliun hingga Rp 3,2 triliun. Nilai investasi ini tergantung pada lokasi masing-masing dan teknologi yang akan diterapkan dalam pengolahan limbah.
Kapasitas dan Teknologi Pengolahan Sampah yang Modern
Kapasitas pengolahan sampah dalam proyek ini diprediksi mampu mencapai lebih dari 1.000 ton per hari. Dengan demikian, setiap proyek diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan di daerah tersebut.
Selain itu, setiap fasilitas WtE akan dirancang dengan sistem pengelolaan yang modern dan tertutup. Hal ini dirancang untuk menciptakan efisiensi dalam pengolahan, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Diharapkan, dengan adanya proyek ini, masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Edukasi dan sosialisasi akan menjadi bagian penting dalam mensukseskan proyek ini di tingkat lokal.
Peran Masyarakat dalam Suksesnya Proyek WtE
Partisipasi masyarakat sangat penting dalam menunjang keberhasilan proyek WtE. Dengan adanya kesadaran dan dukungan dari warga, proses pengumpulan dan pengolahan sampah dapat berlangsung lebih efektif.
Pendidikan mengenai pemilahan sampah dan pengurangan penggunaan plastik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas sampah yang dapat diolah. Keterlibatan komunitas lokal dalam proyek ini diharapkan dapat memperkuat upaya pengelolaan limbah secara menyeluruh.
Selain itu, proyek ini juga dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Pekerjaan yang dihasilkan dari pengelolaan dan pengolahan sampah dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian lokal.
Gyeongju, Lokasi KTT APEC 2025 Penuh Sejarah dan Budaya Korea Selatan
Gyeongju, meskipun tidak sepopuler Seoul atau Busan, memiliki daya pikat yang tidak boleh diabaikan. Dalam beberapa hari terakhir, kota ini mencuri perhatian dunia karena menjadi tuan rumah KTT APEC yang dihadiri oleh para pemimpin penting, termasuk presiden dari berbagai negara.
Kota ini terletak sekitar 50 kilometer utara Busan, dan meski KTT APEC menjadi sorotan, Gyeongju sebenarnya sudah lama dikenal. Banyak yang menyebutnya “museum tanpa dinding” karena kekayaan sejarah dan budaya yang dimilikinya, menjadikannya tempat yang menarik untuk dijelajahi.
Gyeongju adalah ibu kota Dinasti Silla yang berkuasa selama hampir seribu tahun, dari tahun 57 SM hingga 935 M. Dengan empat situs Warisan Dunia UNESCO dan sejumlah harta nasional, kota ini menyimpan banyak cerita dan peninggalan berharga dari masa lalu Korea.
Menelusuri Sejarah Penuh Warisan Budaya Gyeongju
Salah satu daya tarik utama Gyeongju adalah warisan budayanya yang kaya. Setiap sudut kota ini menyimpan jejak sejarah yang mendalam, mulai dari kuil kuno hingga makam raja-raja. Wisatawan dapat menjelajahi kompleks pemakaman yang megah serta arsitektur yang mencerminkan kebesaran Dinasti Silla.
Kuil Bulguksa, salah satu situs UNESCO, merupakan contoh nyata dari keindahan arsitektur tempoh tersebut. Kuil ini tidak hanya menarik bagi para pengunjung dari dalam negeri, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan internasional. Setiap detail desainnya mencerminkan filosofi dan kepercayaan masyarakat zaman itu.
Tak jauh dari kuil ini, terdapat Seokguram Grotto, sebuah gua yang diukir dengan patung Buddha dalam posisi duduk. Tempat ini menjadi salah satu contoh terbaik dari seni dan keahlian para seniman pada masa Silla. Keindahannya tidak hanya memikat untuk dilihat, tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam.
Keajaiban Alam dan Destinasi Wisata Lainnya di Gyeongju
Gyeongju tidak hanya menawarkan sejarah, tetapi juga pesona alam yang menakjubkan. Hill Namsan, yang tidak jauh dari pusat kota, menjadi tempat yang populer untuk hiking sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Jalur setapak di gunung ini menampilkan patung-patung batu dan ukiran kuno yang menambah pengalaman petualangan.
Jika Anda menyukai eksplorasi alam, taman nasional dan taman wisata di sekitar Gyeongju juga layak untuk dikunjungi. Keindahan flora dan fauna di daerah ini menghadirkan suasana damai dan menenangkan. Banyak wisatawan yang datang kesini untuk berkemah atau hanya sekadar bersantai di alam terbuka.
Gyeongju juga terkenal dengan festival budaya yang diadakan sepanjang tahun. Festival ini menampilkan kesenian tradisional Korea, seperti tarian, musik, dan kuliner. Kehadiran acara-acara tersebut semakin menegaskan identitas budaya Gyeongju sebagai pusat kebudayaan Korea.
Pengalaman Kuliner yang Tak Terlupakan di Gyeongju
Beralih ke kuliner, Gyeongju memiliki berbagai hidangan khas yang akan memanjakan lidah. Salah satu yang paling terkenal adalah “Hambagu,” semacam nasi kepal yang diisi dengan bahan-bahan pilihan. Hidangan ini sangat populer di kalangan penduduk lokal dan wisatawan.
Selain itu, berbagai street food di pasar malam juga menawarkan cita rasa yang menggoda. Pengunjung dapat mencicipi berbagai makanan ringan tradisional, mulai dari kue-kue manis hingga makanan pedas yang memberikan sensasi tersendiri. Pasar malam di Gyeongju menjadi tempat yang sempurna untuk merasakan kehidupan lokal.
Riset yang dilakukan menunjukkan bahwa lebih dari satu juta wisatawan mengunjungi Gyeongju dalam setahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang tertarik untuk menikmati kuliner dan pengalaman budaya yang ditawarkan oleh kota bersejarah ini.
